Selasa, 12 April 2011

IBUKU BERMATA SATU




Cerita ini adalah Kisah Seorang Ibu Bermata Satu yang sangat mencintai anak nya, akan tetapi anaknya begitu membenci dan malu memiliki ibu bermata satu.
oke...langsung saja kita baca kisahnya, kisah ini dalam versi bahasa Arab dan Indonesia

كان لأمي عين واحدة ... وقد كرهتها ... لأنها كانت تسبب لي الإحراج

وكانت تعمل طاهية في المدرسة التي أتعلم فيها لتعيل العائلة

ذات يوم ... في المرحلة الابتدائية جاءت لتطمئن عَلي

أحسست بالإحراج فعلاً ... كيف فعلت هذا بي؟ !

تجاهلتها , ورميتها بنظرة مليئة بالكره .

وفي اليوم التالي قال أحد التلامذة ... أمك بعين واحده ... أووووه

وحينها تمنيت أن أدفن نفسي وأن تختفي امي من حياتي

في اليوم التالي واجهتها : لقد جعلتِ مني أضحوكة , لِم لا تموتين ؟ !!

ولكنها لم تُجب !!!

لم أكن متردداً فيما قلت ولم أفكر بكلامي لأني كنت غاضباً جداً .

ولم أبالي لمشاعرها ...

وأردت مغادرة المكان ..

درست بجد وحصلتُ على منحة للدراسة في سنغافورة .

وفعلاً .. ذهبت .. ودرست .. ثم تزوجت .. واشتريت بيتاً .. وأنجبت أولاداً وكنت سعيداً ومرتاحاً في حياتي .

وفي يوم من الأيام .. أتت أمي لزيارتي ولم تكن قد رأتني منذ سنوات ولم ترى أحفادها أبداً !

وقفت على الباب وأخذ أولادي يضحكون ...

صرخت : كيف تجرأتِ وأتيت لتخيفي اطفالي؟ .. اخرجي حالاً !!!

أجابت بهدوء : ( آسفة .. أخطأتٌ العنوان على ما يبدو ).. واختفت ....

وذات يوم وصلتني رسالة من المدرسة تدعوني لجمع الشمل العائلي .

فكذبت على زوجتي وأخبرتها أنني سأذهب في رحلة عمل ...

بعد الاجتماع ذهبت الى البيت القديم الذي كنا نعيش فيه , للفضول فقط !!!.

أخبرني الجيران أن أمي .... توفيت .

لم أذرف ولو دمعة واحدة !!

قاموا بتسليمي رسالة من أمي ....

ابني الحبيب .. لطالما فكرت بك .. “

آسفة لمجيئي إلى سنغافورة وإخافة أولادك .

كنت سعيدة جداً عندما سمعتُ أنك سوف تأتي للاجتماع .

ولكني قد لا أستطيع مغادرة السرير لرؤيتك .

آسفة لأنني سببت لك الإحراج مراتٍ ومرات في حياتك .

هل تعلم ... لقد تعرضتَ لحادثٍ عندما كنت صغيراً وقد فقدتَ عينك .

وكأي أم , لم استطع أن أتركك تكبر بعينٍ واحدةٍ ...

ولِذا ... أعطيتكَ عيني .....

وكنتُ سعيدة وفخورة جداً لأن ابني يستطيع رؤية العالم بعيني .

..... مع حبي ..... …

..... أمــــــــــــك ..... …

ويقول أيضاً : ( عن عمر بن الخطاب أنه قدم على رسول الله صلى الله عليه وسلم بسبي فإذا امرأةٌ من السبي تبتغي إذا وجدت صبياً في السبي أخذته فألصقته ببطنها وأرضعته فقال لنا : أترون هذه المرأة طارحةً ولدها في النار؟ قلنا : لا والله – وهي تقدر أن لا تطرحه فقال : الله أرحم بعباده من هذه بولدها
نحمد الله على نعمة الإسلام وكما قال رسول الله صلى الله عليه وسلم عندما سُئل : يا رسول الله من أحق الناس بحسن صحابتي قال أمك قال ثم من قال أمك قال ثم من قال أمك قال ثم من قال أبوك صدق رسول الله صلى الله عليه وسلم

Translate nya:
  1. Ibuku hanya memiliki satu mata. Aku membencinya.

    Dia sungguh membuatku menjadi sangat memalukan. Dia bekerja memasak buat para murid dan guru di sekolahku untuk menopang keluarga.

    Ini terjadi pada suatu ketika aku duduk di sekolah dasar dan ibuku datang. Aku sungguh dipermalukan. Bagaimana bisa ia tega melakukan ini padaku? Aku membuang muka dan berlari meninggalkannya saat bertemu dengannya.

    Keesokan harinya di sekolahku,

    "Ibumu bermata satu?!?!". eeeee ejek seorang teman.

    Akupun berharap ibuku segera lenyap dari muka bumi ini.

    Jadi kemudian aku katakan pada ibuku, Mama kenapa engkau hanya memiliki satu mata?

    Kalau engkau hanya ingin aku menjadi bahan ejekan orang-orang , kenapa engkau tidak segera mati saja?"

    Ibuku diam tak bereaksi.

    Aku merasa tidak enak, namun disaat yang sama, aku rasa aku harus mengatakan apa yang ingin aku katakan selama ini. Mungkin ini karena ibuku tidak pernah menghukumku, akan tetapi aku tidak berfikir kalau aku telah sangat melukai perasaannya.

    Malam itu.

    Aku terjaga dan bangun menuju ke dapur untuk mengambil segelas air minum.
    Ibuku sedang menangis disana terisak-isak, mungkin karena khawatir akan membangunkanku. Sesaat kutatap ia, dan kemudian pergi meninggalkannya.

    Setelah aku mengatakan perasaanku sebelumnya padanya, aku merasa tidak enak dan tertekan. Walau demikian, aku benci ibuku yang menangis dengan satu mata. Jadi aku bertekad untuk menjadi dewasa dan menjadi orang sukses.

    Kemudian aku tekun belajar. Aku tinggalkan ibuku dan melanjutkan studiku ke Singapore.

    Kemudian aku menikah. Aku membeli rumahku dengan jerih payahku. Kemudian, akupun mendapatkan anak-anak, juga.

    Sekarang aku tinggal dengan bahagia sebagai seorang yang sukses.
    Aku menyukai tempat tinggal ini karena tempat ini dapat membantuku melupakan ibuku.

    Kebahagiaan ini bertambah besar dan besar, ketika pada suatu saat anakku bertemu dengan seorang wanita,

    Apa ? Siapa ini?

    Ini adalah ibuku. Masih dengan mata satunya. Aku merasa seolah-olah langit runtuh menimpaku. Bahkan anak-anakku lari ketakutan melihat ibuku yang bermata satu.

    Aku bertanya padanya,
    "Siapa kamu?. Aku tidak mengenalmu!!!", kukatakan seolah-olah itu benar.

    Aku memakinya, Berani sekali kamu datang ke rumahku dan menakut-nakuti anak-anakku! KELUAR DARI SINI!! SEKARANG JUGA!!!...

    Ibuku hanya menjawab, "Oh, maafkan aku. Aku mungkin salah alamat."

    Kemudian ia berlalu.

    Oh syukurlah!
    Dia tidak mengenaliku. Aku agak lega. Kukatakan pada diriku kalau aku tidak akan khawatir, atau akan memikirkannya lagi. Dan akupun menjadi merasa lebih lega.

    Suatu hari, sebuah undangan menghadiri reuni sekolah dikirim ke alamat rumahku di Singapore. Jadi, aku berbohong pada istriku bahwa aku akan melakukan perjalanan dinas. Setelah menghadiri reuni sekolah, aku mengunjungi sebuah gubuk tua, dulu merupakan rumahku. Hanya sekedar ingin tahu saja.

    Di sana, aku mendapati ibuku terjatuh di tanah yang dingin.
    Tapi aku tidak melihatnya ia mengeluarkan air mata. Ia memegang selembar surat ditangannya. Sebuah surat untukku.

    Anakku,
    Aku rasa hidupku cukup sudah kini..
    Dan, aku tidak akan pergi ke Singapore lagi..
    Tapi apakah ini terlalu berlebihan bila aku mengharapkan engkau yang datang mengunjungiku sekali-kali? Aku sungguh sangat merindukanmu.

    Dan aku sangat gembira ketika kudengar bahwa engkau datang pada reuni sekolah .
    Tapi aku memutuskan untuk tidak pergi ke sekolahan. Demi engkau.

    Dan aku sangat menyesal karena aku hanya memiliki satu mata, dan aku telah sangat memalukan dirimu.

    Kau tahu, ketika engkau masih kecil, engkau mengalami sebuah kecelakaan, dan kehilangan salah satu matamu. Sebagai seorang ibu, aku tidak bisa tinggal diam melihat engkau akan tumbuh besar dengan hanya memiliki satu mata. Jadi kuberikan salah satu mataku untukmu.

    Aku sangat bangga akan dirimu yang telah dapat melihat sebuah dunia yang baru untukku, di tempatku, dengan mata tersebut. Aku tidak pernah merasa marah dengan apa yang kau pernah kau lakukan. Beberapa kali engkau memarahiku.

    Aku berkata pada diriku,
    "Ini karena ia mencintaiku!"


    Dari Umar bin Khattab ra sesungguhnya beliau datang membawa tawanan perang. Tiba2 seorang wanita dari tawanan mengambil bayi salah seorang tawanan lalu disusuinya. Rasulallah saw bersabda “Kalian tahu wanita itu bisa memasukan bayi itu ke neraka!” Kami berkata: “ Tidak wahai Rasulallah, ia bisa pula memalingkanya dari neraka”. Beliau bersabda “Allah lebih berbelas-kasian kepada hambanya dari wanita itu

    Rasulallah saw ditanya “Siapa yang paling berhak menjadi temanku wahai Rasulallah?”. Beliau bersabda “Ibumu”. Beliau ditanya lagi “Siapa lagi wahai Rasulallah? Beliau bersabda “Ibumu”. Beliau ditanya lagi “ Siapa lagi wahai Rasulallah? Beliau menjawab “Ibumu”. Kemudian beliau ditanya lagi “Siapa lagi wahai Rasulallah? Beliau bersabda “Bapakmu ” 

    Sobatku,
    Pesan (di atas) ini sungguh memiliki sebuah arti yang sangat mendalam dan dikirim untuk mengingatkan banyak orang bahwa kebaikan yang telah mereka nikmati selama ini adalah berkat seseorang, entah secara langsung maupun tidak langsung.
    Renungkan sesaat dan lihatlah dirimu!.

    Berterima kasihlah akan apa yang kamu miliki saat ini dibandingkan dengan jutaan orang yang tidak memiliki kehidupan seperti yang engkau peroleh saat ini!

    'Bawalah (selalu) ibumu dalam doa di mana saja engkau berada! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar